My Way In Mangkoso #1

Assalamu Alaikuum..:)

Malam makin larut di sini, tapi kenangan malah makin panjang. Melewati semua batas waktu yang masih dapat d lalui otak pada sisa memori yang masih tersimpan *tsaaahhh...*

Jadi sembari mata menerawangi layar yang nyala2 depan wajah. Saya jadi teringat memori masa dulu..waktu masih anak belia (sekarang juga masih siiihh...). Waktu mau masuk SMP saya oleh bapak di daftarkan ke sebuah pesantren yang tidak pernah saya sangka sebelumnya. Padahal sudah janjian sm teman se-SD bahwa mau masuk di sekolah SMP yg sama. Tapi nasib saya mesti nurut sama orangtua. Karena saya yang memang kecilnya rada bandel jadi hukuman buat masuk pesantren saya mesti terima (hiks...T^T).

Dan akhirnya di bawalah saya mendaftar, ternyata sekolahnya jauuuhhh banget. Saya makin drop saja. Pas sampe lutut rasanya makin loyo pas lihat itu bangunan sekolah yang sudah rada ato bahakn sebagian besar kusam. Saya tidak tahu itu daerah mana, bahkan saya kira tidak ada di peta (pas sebulan sekolah baru ngeh itu di Barru).

Dan tibalah saatnya saya harus masuk sekolah, atau istilahnya Tsanawiyah. Mama, bapak, dan saya naik bus DAMRI sambil membawa semua peralatan hidup yang diperlukan. Pas ninggalin rumah itu rasanya sediiiiiiiih sekali. Sakit sekali hati rasanya, pas di salimin sama adek2 saat akan berangkat.

Pas sampai di Mangkoso, saya pun masuk ke dalam asrama dan kamar tempat saya akan tinggali. Nama kamarnya A12 (dan disitulah semua akan bermula). Sudah pada ramai karena anak2 baru memang sudah harus masuk hari ini. Saya dapat kamar d bagian bawah sementara ranjang di bagian atas masih kosong. Setelah semua beres. Tiba saatnya mamak dan bapak pamit buat pulang karena rumah saya yang jauh (waktu itu kami masih tinggal di pangkep). Rasanya makin menggila saja. Airmata sudah di pelupuk, tinggal jatuh di pipi. Mulut sudah tidak bisa bicara karena khawatir malah akan meraung menangis. Tapi itu semua saya tahan...(malu juga di lihat orang) apalagi mamak janji akan datang lagi dua hari kemudian karena mau bawakan ember buat mandi. Saya hanya mengangguk dan mengiyakan dengan pedih. Tidak sanggup melihat mamak dan bapak berjalan pulang saya pun memunggungi mereka.Saya cuma duduk terdiam di atas ranjang sembari melihati teman2 lain yang  masih sibuk beberes... Pekat sekali tenggorokan dan akhirnya saya pun menangis di atas bantal sesenggukan.

Malampun tiba...saya yang penakut ini tidak bisatidur sama sekali. Apalagi bunyi tikus di atas atap makin buat saya merinding. Semua hal jadi terbayangkan. Gimana mamak di rumah...apa mereka sudah tidur juga...lalu ketatukan akan hantu pun makin menjadi2. Saya pun bangun dan bergegas ke ranjang kakak pembina yang dikenalkan pada saya tadi sore. Saya menggugahnya bangun sambil bilang "Kak..saya takut tidur sendirian.." dan akhirnya Kak Ira (nama kakak pembina saya) mengajak saya tidur di sampingnya (walo empet2an karena kecil).

Tidak disangka saya pulas...sampai akhirnya subuh tiba dan saya di bangunkan. Awal membuka mata saya bingung ini ada dimana (belum ngeh kalo sudah di asrama). tapi seketika pula saya sadar saya sudah bukan di rumah lagi. Sudah jauh dari orangtua. Saya pun ambil air wudhu sambil tak terasa airmata menetes lagi karena rindu keluarga...

Hhhh...sedih sekali memang waktu itu. Rasanya tidak kuat. Anak yang baru tamat SD harus pisah jauh dari orangtua. Tapi toh ternyata saya melewati itu semua selama 4 tahun. Dan banyak cerita-cerita yang bermula..sejak awal subuh itu saya lalui...:)

2 komentar

Sederhananya di'? Tapi gak ngertika kenapa nangis..hehe!!! Cengeng? Ya, mungkin.
Bagiku cerita seperti ini selalu mengantarku pada masa silam anak kecil yang terpapaki perjuangan. Kadang ku salahkan orang tua, kenapa kirim anaknya jauh skali. NDA TEGA ka. Tapi, yang lebih dominan bicara dalam hatiku adalah, "orang tua macam mereka? Kenapa kuat sekali pisah sama anaknya? Masih kecil. masa2 lucunya justru tak kita lihat. Masa remaja pertamanya tak di lihat langsung. Tapi kenapa mereka sangguP? Ajarika juga seperti itu. Mauka jadi Ibu, bapak yang memiliki pondasi kuat begitu".

Reply

insya Allah you will honey..you with your pure heart..:)

Reply

Posting Komentar