DRAMA QUEEN #2

Assalamu alaikum...

Long time no see ya, been a while to finding some pattern about my whole new life nih....(cieeh...keren bahasa ku kan).

Jadi, sekarang saya sudah menjadi buruh eh bukan... maksud saya jadi karyawan swasta di sebuah perusahaan swasta tapi tidak dengan gaji swasta (haha..silakan ber-analogi kengkawan). Jadi saya sudah menjadi bagian dari budak manusia corporate, yang lazimnya disebut dunia modal....dunia kapitalis. Tsaaaah...kenapa jadi bahas beginianG yak!

Okeh..lemme continue my drama queen life.

Masih bicara tentang perjalanan wisata (bukaaan... lebih tepatnya perjalanan spiritual..hahaha..bukan juga ding!). Saat di Jogja pas mendaftar jadi mahasiswa S2 UGM, setelah dari rumah nenek saya yang seharusnya jadi tempat istirahat untuk menyiapkan materi wawancara, saya disana justru didaulat untuk jadi " PAJAGA GA'DE !!!!" Sekali lagi saya sebut teman-teman PAJAGA GA"DEEE....

Ckckck.... kukira tommi pas saya datang bakal di servis baik-baik sama nenekku, berhubung baru ketemu sama cucunya yang lama tidak jumpa plus bila ditilik lebih lanjut saya ini berangkat dari kawasan CELEBES sana menuju BATAVIA seorang diri, bayangkan jika saya ada kenapa-kenapa di jalan coba?? Betapa besar pengorbananku yang sepantasnya dapat pijitan, traktiran, dan jalan-jalan pas sampai Jakarta. Justru malah disuruh jadi tukang jaga warung kelontong nenek.

Tapi tak apalah, kita anggap saja berbakti. Jarang-jarang bisa ketemu juga.

Jadi...setelah dari sana, saya sudah harus balik lagi ke kampus UGM untuk tahap beasiswa selanjutnya, yaitu wawancara. Saya kesana harus menumpang kereta karena pesawat mahal (nassami..!). Pagi-pagi buta saya sudah harus digenggo (baca: dibangunkan dengan cara dikasi goyang-goyang keras sekali pokoknya) oleh nenek saya yang lain (jadi itu rumahnya nenekku isinya nenek-nenek semua ji.. ahahahahaa...) yang bernama Nenek Raba' (amis yuu Nanna), setelah hasil pergenggoan membuat saya terbangun, saya pun beranjak mandi, karena kereta berangkat jam 7 pagi dan sejarah macet Jakarta mewajibkan manusianya untuk menjadi manusia dini hari.

Mandilah saya dibawah guyuran air dari gayung (baca : timba kalo kalian orang bugis makassar), tidak sejuk, bahkan hangat,  tapi itu bukan karena air keran yang bisa diatur dari dingin ke hangat atau perpaduan dari keduanya, melainkan karena sumuknya (baca : gerah) udara di Jakarta, membuat suasana menjadi sangat kering dan panas. Tidak terbayang jika menjadi kaum miskin di Jakarta, tidak punya rumah beratap genteng dan kamar berfasilitas AC dengan kusen besi ala Eropa yang bisa sedikit meredam panas kota. Pokoknya selama berada di Jakarta saya sama sekali tidak merasa segar. Seperti sayur kangkungnya Daeng penjual sayur yang sering keliling kompleks rumah di Maros, kalau mauki beli sayur terus jam 10 siang mi, aiiihh...layu mami sayurka (hahahaha..).


Saya sangat ingin lulus S2 di UGM bukan cuma karena itu adalah universitas mentereng, tetapi juga mengingat telah banyaknya biaya yang harus dikeluarkan demi mobilisasi UJP-JOGJA ini. Kata orang katanya supaya saya bisa balik lagi ke suatu tempat yang saya inginkan sekali lagi, maka saya harus meninggalkan suatu barang di tempat itu dan katanya kalau mau lebih manjur maka baiknya meninggalkan barang yang dianggap berharga. Oleh karena itu...tanpa berpikir panjang lagi saya sengaja meninggalkan barang yang saya anggap "berharga" dan bahkan "krusial" ini saat selesai mandi, yaitu....eheem...anu...itue... (janganki ketawa nah!! ) kutinggalkanki celana dalamku di tempat sabunna nenekku (maygaaaaaatttt...).
Trust me, its true. Semoga dengan saya tinggalkan itu kancut, saya akan kembali ke java island ini, dapat undian berhadiah mungkin?? Atau dapat orang jawa?? Yah.. tapi doa saya yang pasti semoga saya kembali lagi ke jawa karena lulus beasiswa di UGM. Dan semoga nenek saya tidak membuang celana dengan motif garis-garis tersebut ke tempat sampah karena mengira itu milik kolor ijo (aamiin...).


Singkat cerita (tsaaaah...), nenek Raba' menyiapkan bekal buat saya di kereta, karena beliau tahu saya tidak sembarangan makan di jalan, beliau memanaskan ayam goreng semalam (yang tidak habis), membuatkan sayur tumis, dan membungkuskan semua buah anggur yang sebenarnya oleh-oleh saya bawa buat mereka (kenapa na saya ji lagi na kasih??? adadadadaa...nenek-neneka belah na sayangta mamooh..).


Saya di antar hingga petugas kereta api melarang nenek saya untuk menemani sampai ke dalam gerbong. Saya pun berusaha untuk memberi ketenenangan pada nenek bahwa saya akan baik-baik saja sendirian. She goes on by staring me sadly... :( Bye....bye Nannaaa..we will meet soon.


Jadi saya mulai mencari gerbong sesuai dengan nomor di tiket kereta. Bertanya pada petugas dan akhirnya menghempaskan bokong pada jok kereta yang.... keras (nassami, janganki berharap terlalu banyak di kelas ekonomi). Tapi lumayan nyamanlah untuk ukuran level ekonomi,perusahaan kereta api sepertinya lebih memperhatikan kebersihan dibanding dulu, tidak adami lagi yang bakal tidur di lantai, tidak adami lantai kotor dan toilet bau karena sudah ada petugas reguler yang membersihkan pada waktu-waktu tertentu.

Saya selalu berharap jika ada kursi sebelah saya kosong jika di tempat manapun, mau itu di pete-pete, bioskop, pesawat dan sekarang kereta api itu pemiliknya adalah lelaki gagah, mapan, masih single, dan mau sama saya ( itueeeh..kayak di FTV toh). Tapi sudah beberapa stasiun terlewati dan hanya kursi di sebelah saya yang belum terisi oleh penumpang (ide'eeh malas ta'). Padahal Jogja sudah semakin dekat.

Sudah cukup siang, perut sudah keroncongan, saya pun berdiri untuk mengambil tas di rak yang berada di atas kursi kereta untuk mengambil bekal. Pas saya angkat tangan untuk ambil itu tas, kenapa saya rasa ada tercium bau kacci?? Atau biasa lebih dikenal di kalangan awam itu dengan mase'bung (awwee....). Saya pun merasa herman (maksud saya heranG, eh bukan yang benar itu heran). Kenapa bisa tercium bau tidak sedap itu sementara hanya saya yang berada di kursi kereta ini. Akhirnya pas saya cek saya punya ketiak (posisi angkat bahu sambil kepala miring ke arah ketiak) ketahuanlah asal dari bau-bauan mase'bung itu. Ketiakku pale' yang mase'bung la'deeeee'..... (adedededeeeehhh....). Saya pun berusaha merunut latar belakang masalah dari kasus ini dan mendapati kalau saya memang lupa memakai mejik stone saat terburu-buru berangkat tadi pagi. Yang akhirnya membuat bakteri di ketiak membuat bau yang tidak enak dicium.

Tidak jadi ambil bekal sayapun langsung duduk lagi ( malu-malu sendiri ka'). Bagaimana kalau tetangga kursi mencium baunya? Apalagi tawwa lagi makan siangki juga, nanti bilangki   "iihhhh...cantik-cantik se'bung" ataukah malah bilangki  " hiih....sudah nda canti', jerawatanG, se'bung lagiii...." Jadi lebih baik saya duduk saja dulu.

Saya sempat tertidur pasrah dengan ketiak se'bung ini, dan terus berdoa semoga benar-benar tidak adaji penumpang yang bakal isi kursi di sebelahku, atau biarmilah om-om tua yang isi ini kursi, jangan cowok gagah. Bagaimana mau kenalan coba? Kalo kondisi sedang kacci total begini, apalagi kelas ekonomi kereat api tidak ada AC nya, adaji kipas angin tapi tidak na rapi' jaki' (*baca : tidak dijangkau) anginnya. Pokoknya itu ketiak tidak saya gerak-gerakkan supaya aromanya tidak menyebar.

Kereta berhenti di stasiun (nda tau apa namanya). Saya melihat ke jendela dengan pemandangan yang sama, penjual yang sedang menjajakan dagangannya dengan gigih (deh susahna cari uang kodong...). Tiba-tiba dari samping ada suara " mba...bisa geser sedikit enggak..."
OH MAY GATTT!!!!
Suara baligh!!!
Eh maksud saya suara cowok!!!

Saya pun memutar leher dan sok-sok melihat ala-ala sinetron ( yang ituee...naliatki dulu dari ujung sandal swallownya baru ke bagian atas wajahnya secara pelan-pelan).

Pas sampai ke arah muka nya ..entah saya mau senang atau sedih ini. Senang karena ini cowok cakep mirip Ramon Y Tungka ( tojenga' biar body nya juga mirip yang ca'di kune' begituee), pake gelang-gelang  ala pecinta alam, terus pake carrier terus pake sandal EIGER!!!
Tapi sedihka juga.. karena lagi mase'bung sekali ketiakku kasihaaan (ya tuhaaaaaanG kenapa na begini kamma nasibku).

Akhirnya ku geser badanku supaya bisaki juga duduk, pokoknya saya berusaha sebisa mungkin supaya tidak keluarki aroma kacci na ketiakku. Itu cowok murah senyumnya lagi kodong...na tawarika' makan roti tapi ku tolakki karena sedikit ji... eh bukan maksudku karena takutka kasih bergerakki tanganku. Senyumja bilang " makasiiiihhh....".

Kusibukkan diriku dengan hape dan earphone, tidak bisa juga update status karena habismi pulsaku, jadi piti-piti ja buka-buka lagi bbm terus tutupki lagi terus buka ki lagi.Terus pura-pura tidur yang akhirnya bikinka tidur betulan. Intinya tidak bisa pedekate ini, padahal takkala adami cowok gagah yang selama ini ku angan-angankan seperti di FTV. Pokoknya gagal total gara-gara kacci total.

Sepertinya hampir dua jam saya tertidur sampai akhirnya sampai stasiun di dekat malioboro.
Itu cowok pas saya buka mata langsungki senyum (ommaleeee' manis na). Saya juga berusaha balas dengan senyum manis, mudah-mudahan manis betulan ji, bukan kayak orang yang sedang tahan boker. Karena ini ketiak makin merajalela se'bungnya na pakamma panas. Padahal pegal sekali bahu ini tidak bergerak-gerak demi menjaga harga diri (hahahhaa...).

Sebenarnya saya mau sekali berbincang-bincang ringan dengan pria tersebut (tsaaaahhh....). Tapi tak dinyana apa daya ketiak sedang tidak mendukung. Say hello and then give number kek....ato tanya tinggal dimana kaah... kato pura-pura menjatuhkan tissue begitue...(halaaaaah...). Bukannya romantis malah aseeem.

Parahnya lagi...tas ku ada di atas rak kursi penumpang. Yang mana jika saya hendak mengambilnya maka saya harus mengangkat tangan setinggi-tingginya demi menjangkau tas berat tersebut. Sementara penumpang lain sudah pada siap-siap turun kereta, saya masih saja diam mencari ide bagaimana caranya supaya saya tidak malu-malu, karena kayaknya ini cowok belum turun di stasiun sini melihat gayanya yang masih anteng saja duduk. Oh may gat....saya harus bagaimana ini. Masa dia juga harus kebagian asem ketiak saya, padahal kan dia cakep (nyambung kemanaaaa...coba). Hadeuuhh...pokoknya saya tidak mau harga diri ke-cool-an saya selama di perjalanan ini jatuh karena ke-se'bung-an ketiak saya (tidaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk!!!!!!!!).
Tapi sebentar lagi kereta bakal lanjut jalan ke lempuyangan. Saya tidak mau juga diturunkan di antah berantah karena ga punya tiket kesana. Ck!!! Ahhh...biarmi deh!! Tidak kenal juga kok, kalopun nanti bau ketiakku sampai ke hidung doi,semoga langsungki pingsan terus lupa ingatan jadi tidak dia ingat lagi siapa saya. Masalahnya kalo saya angkat tangan pas banget kepalanya langsung baku lurus sama posisi ketiak basah dan asem milikku iniiiihhhhh...

Aaaahhh!!! Wateper daaah....
Saya bangkit berdiri dan dengan segala tenaga ku kerahkan kemampuanku untuk meraih tas. Bismillaaah...

Eeaaaaa...!!! Itu aroma langsung kayak terbebas dari belenggu, langsung menyebar ke segala arah dibantu oleh kipas angin yang ada di dekat situ. Mana lagi itu tas susah sekali diambil, jadi haruska' lebih lama angkat tangan sambil menjangkau-jangkau, yang mana itu cowok akan makin sadar kalo saya se'bung totaaal. Okkeeh, perfect!!!!

Saya kira ini cowok berdiri untuk ambil masker buat tutupki hidungnya na pakamma kacci ku. Ternyata .... dia malah bantuka' ambil tas ku sambil bilang, "sini saya ambilkan...".
Iiiihhhh...gaaaank romantis naaaa. Senang sekali rasanya, mau sekali ma senyum senang tapi ku tahan, jadi hidungku ji yang kembang kempis kayak banteng yang mau menyerang. Pokoknya haruska tetap terlihat cool walaupun saya se'bung. Siapa tau saja dia mau bantu ambilkan tas bukan karena kasihan melihat gadis manis nan canti macam saya kesusahan, tapi karena tidak tahanmi na cium bau ketiakku yang menyebar ke seluruh arah (hahahaa...).

Ya sudahlaaah...setidaknya saya ketemu cowok cakep ala FTV walaupun tidak mengeluarkan segala teknik untuk kenalan. Setelah mengucap terima kasih, sayapun keluar dari kereta dan berjalan mencari bus untuk ke kampus UGM.

Well well....thank you my trip.
Hahaha...














Posting Komentar