#1 Jakarta Oh..Jakarta..

Assalamu alaikum warahmatulahi wabarakatuh...

Well after a long time that I can called “mati suri”...

Terlalu sulit untuk kembali menulis, bahkan ketika sejuta alasan berusaha dijadikan pendorong semangat akan selalu ada pula semiliar alasan kemalasan yang bakal bisa jadi pembenaran. Well after all...whatever lah.

Disini, hari ini...lebaran yang dinanti. Lah malah nyanyi hahaha...

Apa yang mau saya katakan adalah...disini saya mau memulai kembali segala hal yang pernah terlupa sejenak oleh kebisingan dan segala kepentingan hidup. 
Mari kita menilik hidup saya selama beberapa bulan belakangan ini (macam orang pentinga saja..)
As we know...saya hijrah ke Jakarta sejak Januari (awal cerita bakal merintis karir sebagai calon manager). Yet ibukota terlalu kejam buat pemula, a newbie, or let us just called “si pungguk cunguk yang terlalu muluk dan lugu memahami kehidupan” (haha...kepanjangan yak..). Finally saya cuma bisa bertahan tiga bulan mengecap posisi Management Trainee yang di tabe-tabe ki staff kantor kalo lewat, cuma tiga bulan rasakan gaji di atas normal (halaaah...), dan cuma tiga bulan saya bisa berkoar dalam hati kalau saya bakal tempati salah satu apartemen di MOI itu hanya dalam beberapa tahun ke depan. Selanjutnya, karena jiwa yang masih muda dan terlalu labil... got into big problem with the HRD saya pun terdepak dari posisi tersebut. Disuruh untuk menandatangani surat resign without any warning (ato kalo biasa orang bilang SP) before. 

Dan tadaaaaaa.......

Saya pulang ke kosan dengan langkah bagai kaki lumpuh layuh disertai backsound-nya Sheila on Seven, “aku pulaaaaaaang......” sama lagunya Daniel Powter yang Bad Day, “because today is a bad daay....”. Pikiran benar-benar kosong, empty, blank, yepp!! Apami mau kubilang sama bapak di rumah yang sudah kasih keliling cerita kalo anaknya bakal jadi manager? Bemana mi nanti mamakku yang ku janji mau ku perbaiki atap loteng rumahnya di Talamangape? 

Huaaaaaaah...setreeeeeeeeees...

Saat itu benar-benar tidak ada ku takuti, manna preman ada gangguka. Pokoknya senggol bacok. Jalanan dari Slipi ke Priuk seperti ji kurasa hampa (padahal biasanya lussak maka na pakamma macet). Terlihat di jalan, bendera PERINDO berkibar-kibar mengajak pemuda dan para generasi muda bangsa untuk gabung di hari deklarasinya. Hhhh...padahal rencana saya juga bakal seperti itu, jadi kaya, beli saham di perusahaan media, bentuk ormas (atas nama ji dulu), kemudian berevolusi jadi partai, terus jadi presiden. Oopuaang....kenapa na begini kamma nasibku kamaseh. Tiga bulan berasa kayaaah...naik taksi kemana-mana. But then here we go again...pulang ke kos tanpa ongkos pesangon dari kantor, ta’gantung-gantung berayun di dalam Transjakarta sambil desak-desakan seperti ikan sarden. Mau ki menangis tidak enak diliat orang di depanta.


Sampai di kos. Cuma bisa menganga..ato bahasa gaulnya melongo..ato lebih kerennya...nge blank, otak nge hang, pikiran melayang, pokoknya lebih parah dari nge-fly dah (aaseeekk..). Tiga hari berturut-turut tidak mandi, susah boker, dan cuma minum air putih. Mata sembab, nafas bau (jelaaas...tidak pernah kena sikat gigi tiga hari), dan ketiak sudah macam bau sakkuluknya Daeng Becak yang berpanas-panasan mencari lurang (baca : penumpang).


Makin hari uang makin menipis, sementara selalu harus mengaku sama bapak dan mamak di kampung that Im OK, Im alrite...everything is fine. Akhirnya berusaha bergerak maju ke depan (baca : move on). Jobsdb, jobsid, bursa karir UGM, Lina, kembali ku telusuri, semua laman pencari kerja yang dulu-dulu ku tai ngongoki akhirnya kubuka satu per satu “lagi”. Bisa kubayangkan pasti bilangki admin website nya “ iiih...kodong na cari tonja ki pade...kenapa ko ayaaa...bangkrut yaaak?! Hahahhahahaaaaaa......!!! “. Ba...nassa mi karena dulu ku unsubscribe  semua itu email notifikasinya yang bikin full inbox saja. Tapi sekarang semua email notif-nya macam insulin buat para penderita diabetes, macam inhaler buat para penderita asma, macam ganja bagi para junkie, dan macam sebatang rokok buat para bapak dan om-om kalo habis makan. Yeah it does important to me!! Urgent!! Kubuka, ku apply, ku tunggu, dan belum ada jawaban.


Handphone yang dulu silent dan getar, sekarang jadi full volume, nada dering Remix, tambah getar yang tidak santai. Pokoknya yang kalau tidak di angkat bisa bikin malu karena sampe na dengarki tetangga kamar kos. Solat dhuha kembali digiatkan, tahajud masih belumpi (nda tauk kenapa susah sekali), dan doa panjang terus dipanjatkan. Beberapa bulan berlalu...tabungan indeed...makin habis. Tapi kemudian Alhamdulillah ada panggilan dari beberapa interviewer yang saya apply perusahaannya. Beberapa ada yang penipuan, dan adapula yang sudah ku datangi untuk wawancara. Bukan Cuma para caleg, yang menunggu hasil pemilu lalu kemudian mereka dumbak-dumbak. Saya juga demikian adanya. Perasaan yang sama, sami mawon kalo kata mbah buyut. Semua campur aduk. Dan hasilnya...nihil. Saya gagal di semua wawancara. Entah ekspektasi mereka yang ingin lebih dari saya. Atau saya yang terlalu bagus buat mereka. I dunno...

Minggu selanjutnya, saya berkemas ingin pulang kampung. Sebelum uang saya benar-benar habis. Saya harus pulang dan menyampaikan pada orangtua. That Im broke. Bangkrut. Bukan lagi calon manager. Di atas pesawat tidak henti kurangkai kata, menarik nafas menambah keberanian, untuk melihat kekecewaan mereka. Gosh...how could I did this... kesenangan terakhir yang mampu bertahan adalah gelar cum laude. Namun, kini saya pulang dengan titel...pengangguran.


Well, begitulah sebagian besar ceritanya. Riwayat Si Aya anak Maros berjuang pada kerasnya ibukota (hehe..). Hampir dua minggu di kampung halaman, sampai suatu sore...ada pesan singkat dari perusahaan yang dulu menolak saya...untuk kembali mengajak saya untuk menjadi bagian...dari perusahaannya. Dan itulah yang kembali memulai babak baru kedua, kehidupan saya di Jakarta.

 Later...



3 komentar

Dikkana, kurusumanga... but, life must go go on. So, pacanning-canning ki ur smile. Salamaki...

Reply
icha mukhliza mod

salut aya.. langkahmu lebih jauh dari sy, usahamu lebih keras dr sy.. dan sy yakin, usaha keras tak akan mengkhianati. setelah aya merasa sdh work harder, try harder jaga semuanya dengan pray harder..

Reply

kakak Al Azzam : iye kak..terima kasih

Icha ; Tidak adaji apa2nya usahaku cha...tapi doakanga naaah

Reply

Posting Komentar